Unik Gimana?: Personal Branding Framework Series #2

Malu tapi Maju ke-35 | 1 Gambar tangan, 2 visuals, 3 hal menarik.

---

Intro: Gue lagi away dari komputer selama 1 bulan. Ini adalah scheduled newsletter yang akan ngebahas framework gue untuk bikin strategy Personal Branding. Enjoy!

---

Halo lagi,

Lo tau ga, kemarin ada yang nanya ke gue, "Mas, gimana sih caranya biar branding personal gue ga kayak orang lain?" Gue langsung flashback ke masa-masa dulu pas gue masih nyembunyiin sisi aneh gue.

Cerita dikit

Dulu gue super malu sama kebotakan gue. Umur 24 udah kayak Deddy Corbuzier jaman doi masih jadi pesulap. Rambut gue udah kayak bezita, bolong kanan kirinya gitu wkwkw.

Untuk nutupin itu, gue harus pake topi terus. Sekalinya ga bisa pake topi, wah insecurenya gue mampus parah banget. Bukannya fokus ke task at hand, malah gue sibuk geser-geserin poni untuk nutupin botak bezita itu. Capek banget sumpah.

Sampe akhirnya karena beberapa hal dan ditambah denger quotenya Tyrion Lannister "Wear your weakness like an armor and no one can use it against you", gue cukur plontos dah tuh. Literally gue ngerasa jadi lebih pede setelahnya. I feel free.

Sekarang? "Si botak yang suka ngomongin marketing" malah jadi salah satu yang orang kepikiran tentang gue. Orang inget. Sticky. Kenapa kita takut jadi diri sendiri?

Masalahnya kita sering mikir: "Ah, ini terlalu aneh, ntar dikira unprofessional." Padahal justru keanehan itulah yang bikin lo memorable. Dalam dunia yang isinya LinkedIn influencers yang ngomong hal yang sama, being weird is your competitive advantage.

Coba deh lo pikir, orang-orang yang memorable itu yang gimana? Yang generic atau yang ada aneh-nya?

Cara bongkar ke-unik-an lo

Gue kasih framework simple buat ngebuka sisi unik lo:

1. Hobi "kok bisa sih"

Aktivitas yang bikin orang bilang "lah kok lo bisa ini?" Misalnya gue dulu rajin banget main game mobile strategy, ternyata ini ngebantu gue paham resource management di bisnis.

2. Plot twist masa lalu

Pengalaman yang mengubah cara pandang lo tapi jarang lo ceritain. Dulu gue sempet jadi sales door-to-door di London, itu ngajarin gue rejection is just a number.

3. Kombinasi aneh

Dua hal yang kayaknya ga nyambung tapi lo gabungin. Marketing strategist yang hobi berkebun, UX designer yang jago masak, etc.

Praktik langsung yuk

Coba jawab pertanyaan ini (tulis di notes HP lo atau dimana aja):

• Apa yang lo lakuin di weekend yang paling ga nyambung sama kerjaan lo?

• Pengalaman paling memalukan yang ternyata ngajarin lo sesuatu?

• Skill random yang lo punya tapi ga pernah lo mention di CV?

Dari jawaban itu, pilih satu yang paling "wait, this is actually interesting" buat lo jadiin bagian dari personal brand narrative lo.

Action step kecil

Minggu ini, coba selipin satu cerita personal quirky lo di konten (IG story, LinkedIn post, atau ngobrol sama kolega). Liat reaksinya. Biasanya orang malah lebih connect.

Quick reminder

Personal branding bukan soal jadi perfect human being. Justru soal jadi authentic human being yang punya value. Dan authenticity itu ada di keunikan lo, bukan di kesempurnaan lo.

Malu tapi maju,
Nara

P.S. Kalau lo masih bingung "tapi unik gue apa ya?", coba tanya temen terdekat: "Gue tuh orangnya gimana sih yang paling lo inget?" Jawabannya sering mengejutkan.

---

Semoga isi newsletter kali ini berguna, atau menghibur atau sekedar untuk spik-spik ke kolega atau bosmu ya.

Kalau lo mau value lebih:

1. Tools untuk bikin customized Personal Branding Strategy + Content Ideation Generator + Courses:

   https://personalbranding.id/ (Paid)

2. Free Content Pillar generator:

   https://contentpillar.id/ (Free)

3. Resources untuk manage Imposter Syndrome: https://bit.ly/managing-imposter (Free)

4. Belajar Marketing Foundation lewat pre-recorded course: https://clicky.id/botakasu/marketing-foundation (Paid)