Rada aneh pas tau Cholil Efek Rumah Kaca nulis lagu Desember di Jakarta tahun 2007. Seinget gue Jakarta di bulan Desember sehabis hujan selalu matot alias macet total. Akibat dari macet total itu adalah pekerja kantoran yang sampe rumahnya lebih malam dari biasanya, anak-anak yang telat dijemput dari sekolahan/day care, dan pendapatan ojol yang berkurang (asumsi gue~).
Ya intinya nggak seromantis itu lah.
Tapi ada sih sedikit romantisme di bulan desember. Mall-mall udah mulai ganti soundtrack jadi christmas carol, pajangan natal mulai dikeluarin dari gudang dan dipajang, dan mungkin karena gue kebanyakan nonton film hollywood yang ngegambarin hangatnya fireplace di ruang tamu, ada rasa hangat yang ghoib yang kerasa. Bikin pengen kelonan sama pasangan sambil nonton Love Actually untuk ke 29x. Ditambah dengan harapan dari datangnya tahun baru, ya okelah desember ada romantisnya.
Wah jangan-jangan yang dimaksud Cholil itu “Selalu suka sehabis hujan dibulan Desember ketika sudah di Rumah, adem, kelonan, grab food diskon sudah di meja makan?”
Jadi ada dua sisi Desember di Jakarta yang kontras nih - di satu sisi ada macet total kelar hujan deres, tapi di sisi lain ada romantisme natal dan harapan akan tahun baru yang bikin hangat.
Ngomong ngomong kontras, gue ngerasa ini mirip banget sama perjalanan kita dalam ngejar goals atau memulai sesuatu yang baru. Biasanya, ada gap antara ekspektasi dan realita.
Contoh?
Coba cek plan awal tahun lo dan realitanya sekarang. Berapa yang kejadian? Kalo bisa kejadian semuanya, gw tepok tangan asli. Susah banget coy. At least buat gue.
Tapi ya itu, habis december itu januari. Habis ujan, cerah. Habis gelap, terang. Habis di bawah, di atas.
Mungkin ada yang bilang, ah ngapain nunggu Januari. Start sekarang aja. Iya bener juga itu. Kalau ada yang will powernya cukup kuat, please do! Itu keren banget. Tapi buat saya dan mungkin ada temen-temen lain yang juga ngerasa, mulai dengan dukungan momentum itu bisa lebih mujarab. Dan momentum yang kuat untuk mulai sesuatu yang baru selain jatuh telentang di rock bottom adalah tahun baru.
Kalau boleh bikin interpretasi super sotoy sendiri edisi self development, mungkin ini yang bikin Cholil suka sama hujan di bulan Desember. Bukan karena macet total di antasari atau grab bike ga ada yang ambil, tapi karena hujan di Desember itu pengingat - bahwa setelah basah kuyup kehujanan, kita pasti akan kering lagi. Setelah macet total, jalanan pasti akan longgar. Dan setelah satu tahun yang mungkin berat, akan selalu ada Januari yang membawa harapan baru. Menanti seperti pelangi setia menunggu hujan reda~
—
semuanyaaaa!
Aku selalu suka sehabis hujan di bulan Desember….
PS. untuk yang mau nyoba sesuatu yang baru dan intrinsically beneficial untuk dirimu sendiri, cobain ngapainpersonalbranding.com deh.
I’ve done hard things this year. Going to try doing harder things next year.
This is a gem of a writing. Please read. https://archive.nytimes.com/www.nytimes.com/books/99/03/28/specials/dillard-drop.html?scp=1&sq=annie%2520dillard%2520write%2520till%2520you%2520drop&st=cse
Ini bagus untuk temen makan siang besok.
Semoga isi newsletter kali ini berguna, atau menghibur atau sekedar untuk spik-spik ke kolega atau bosmu ya.
Siapa tau lo mau value lebih:
Free Content Pillar generator:
https://contentpillar.id/ (Free)
Resources untuk manage Imposter Syndrome: https://bit.ly/managing-imposter (Free)
Belajar Marketing Foundation lewat pre-recorded course: https://clicky.id/botakasu/marketing-foundation (Paid)
🙏🏻🙏🏻🙏🏻