Personal branding yang bener harusnya bikin lo makin manusia
Malu tapi Maju ke-45 | Personal branding yang fokus ke dalam = self-discovery
Kemarin ada yang ngetweet kira-kira gini: "Personal branding bikin kita jadi produk. Kita tuh manusia, bukan barang jualan."
Gatau kenapa triggered banget gue bacanya dah asli. Tapi bukan karena gue gak setuju. Soalnya ya bener sih, kalau personal branding cuma soal bikin diri lo jadi "marketable," ya emang gak jauh beda sama jualan minuman kemasan. Yang bikin kita jadi produk itu kalau kita cuma ngikutin template orang lain. Reels begini, caption begitu, persona gini. Mass produced, nggak ada soulnya.
Tapi ada sisi lain dari personal branding yang jarang orang bahas. Ini based on pengalaman gue plus mazhab (anjay) dari salah satu guru gue.
Personal branding sebagai self-discovery tool
Awalnya gue juga mikirnya personal branding ya bikin konten yang aesthetically pleasing doang. Ngikutin tren lah pokoknya. Reels lagi naik? Gas bikin reels. Sebulan full bikin reels, cape sendiri gue. Berasa jadi robot konten wkwkw. Menghamba pada algoritma. Kayaknya harusnya ga secetek ini dah personal branding.
Tapi sekarang gue malah nemu kesenangan di newsletter ini. Ternyata gue tuh suka nulis panjang, refleksi + share insight apa yang gue temuin. Dan yang gue nggak expect adalah, dari nulis panjang ini, gue malah makin kenal sama diri sendiri.
Awalnya sih gue nulis soal marketing, branding, bisnis. Karena emang itu expertise gue. Tapi ternyata seiring berjalannya waktu, gue malah drifting ke hal yang lebih personal. Tentang ketakutan gue untuk stand out. Tentang jadi Neville Longbottom, bukan Harry Potter. Tentang takut dilupakan orang. Tentang keinsecure-an gue. Tentang ga enaknya jadi orang ga enakan. dll dll dll.
Gue nggak sengaja nulis tentang ini semua. Content pillar gue awal-awal samsek bukan yang gue tulis akhir-akhir ini, coba aja cek post awal-awal gue. Tapi pas gue nulis, gue jadi ngerti diri gue sendiri. "Oh, ternyata gue takut ini. Oh, ternyata gue insecure soal itu."
Sepemahaman gue sejauh ini, personal branding yang beneran powerful tuh utamanya bukan tentang ngeproject image, tapi tentang eksplorasi identitas. Sembari cari dan share value apa yang bisa kita share ke orang lain dari situ.
Kenapa ini penting buat hidup lo
Ini bukan cuma soal self-help feel-good tai kucing yak. Menurut gue emang bisa sengaruh itu:
1. Lo jadi tau strength dan positioning lo yang unik. Pas lo udah tau siapa lo sebenarnya, lo bisa leverage keunikan itu instead of trying to be just another generic "professional." Gue misalnya, setelah sadar gue tipe yang "malu tapi maju", gue malah bikin itu jadi brand positioning gue.
2. Networking jadi lebih meaningful. Orang connect sama lo karena vibesnya sama, outlook tentang dunianya sama, bukan karena sekedar buat nambah-nambahin koleksi kartu nama. Networking buat gue sekarang jauh lebih enak karena udah lebih kefilter orang-orangnya.
3. Rasain jadi rebel. Kebanyakan orang yang ngelakuin personal branding involves somekind of value creation. Apakah itu bikin konten, bikin workshop, public speaking di kantor, etc. Menurut gue bikin sesuatu itu keren banget men di era dimana kita diprogram untuk jadi mindless consumption being. Rasanya liberating, untuk alasan yang belum bisa gue pinpoint karena apa.
Caranya gimana
Buat lo yang mau nyoba approach ini, ini beberapa hal yang gue lakuin:
Start with documentation, not promotion. Tulis tentang apa yang lo lagi pelajari, struggle, atau mikirin. Gak perlu langsung di-publish. Proses nulis itu sendiri yang bakal bikin lo aware sama pola pikir dan nilai lo. Gue awalnya nulis di notes app dulu kok sebelum berani publish.
Share your process, not just your wins. Orang lebih connect sama journey daripada highlight reel. Plus, vulnerability builds trust faster than perfection. Makanya gue sering cerita gagalnya juga di newsletter ini.
Follow your curiosity, not the algorithm. Kalau lo genuinely tertarik dan penasaran sama sesuatu, kemungkinan besar ada orang lain yang relate. Gue dulu mikir "siapa sih yang mau baca tulisan gue tentang gimana overcoming insecurenya kebotakan?" Eh ternyata banyak yang DM terkait itu wakakwkaw.
Personal branding yang bener tuh bukan soal jadi siapa yang lo pikir orang mau liat. Tapi soal berani jadi siapa lo sebenarnya, dengan semua ketakutan, keunikan, dan value yang bisa lo kasih.
Dan trust me, dunia butuh lo yang asli. Bukan lo yang jadi produk mass-produced tanpa soul.
The importance of both Self Doubt and Self Belief. “The truth is, that you cannot create anything of value without both self doubt and self belief”
- Chimamanda Ngozi AdichieSystem 1 vs System 2, AI and Learning. Gue baru setengah jalan, tapi ini penting bangettttt, sempetin waktu nonton yuk.
Karena ribut-ribut personal branding di twitter, jadi pengen share view personal branding dari salah satu guru yang gue hormati. They couldn’t be more wrong.
Semoga isi newsletter kali ini berguna, atau menghibur atau sekedar untuk spik-spik ke kolega atau bosmu ya.
Kalau lo mau value lebih:
Tools untuk bikin customized Personal Branding Strategy + Content Ideation Generator + Courses:
https://personalbranding.id/ (Paid)
Free Content Pillar generator:
https://contentpillar.id/ (Free)
Resources untuk manage Imposter Syndrome: https://bit.ly/managing-imposter (Free)
Belajar Marketing Foundation lewat pre-recorded course: https://clicky.id/botakasu/marketing-foundation (Paid)