🎵 Kita musti telanjang 🎵
Malu tapi Maju ke-23 | 1 Gambar tangan, 2 visuals, 3 hal menarik.
Gue baru aja dari onsen.
Terakhir onsen-an itu 5 tahun yang lalu.
Terakhir kesana sama Wahyu dan Hadi pas outing DOKI ke jepang (masih 10 orang masih sanggup wkwk), dimana breal bonging dibuat ketika telanjang bersama puluhan orang jepang lainnya.
Sekarang sama istri. What a difference 5 year made.
Tapi tetep aja pengalamannya seru dan humbling banget.
Istri gue sengaja ga gw brief sama sekali. Tiba-tiba nyampe onsen, dah sana masuk. Wkwkwk.
Jadi temen-temen, pengalaman masuk onsen gue itu kemarin adalah masuk ke ruangan loker, kita cari nomor loker yang sesuai dengan kunci yang dikasih. Gue dapet B203. Ah dapet nih lokernya, mantep. Ada 3 row bertumpuk gitu lokernya, gue dapet yang paling bawah. Setelah berhasil buka loker, gue berdiri, langsung depan mata gue pantat telanjang kakek-kakek jepang yang lagi lepas celana.
ok.
Beberapa waktu kemudian, uap air anget mengepul karena pintu antara ruang loker dan onsennya kebuka, dan bapak-bapak jepang telanjang lainnya lalu lalang dengan santainya. Ngewer-ngewer. Mereka kayak lagi jalan-jalan di mall aja, bedanya ya... telanjang. Dan di Jepang. Dan… dan… dan.. Taeah.
Ya siapa sih yang ga sungkan harus telanjang bareng-bareng sama orang asing?????? Walaupun masih kebayang nikmatnya berendem di onsen outdoor pas 5 derajat Celsius dulu, tetep aja berat banget rasanya buat lepas celana.
Tapi ngeliat mereka biasa aja dengan ketelanjangannya, yaudah gue juga jadi biasa aja lama-lama. It’s just another friday at the onsen kalo buat mereka mah. Buat gue, ini kejadian 5 tahun sekali akwwakkaw.
Entah karena efek berendem air anget terus rada zone out apa gimana, gue jadi mikir, ada persamaan antara telanjang literally kayak yang gue sedang lakukan diantara jepang-jepang telanjang ini, dan telanjang figuratively dengan being vulnerable dan authentic di komunikasi kita di social media/internet.
((gue hampir ga nulis ini takut kayak linkedin, yang apa-apa disambung-sambungin wkwkkwk, tapi karena ini beneran kepikiran, ga dibikin-bikin jd yaudah kita tulis ajah))
Pas gue onsenan sm wahyu hadi, kegiatan telanjang bareng kita itu bikin bond yang kayaknya gaakan pernah terbentuk tanpa aktivitas itu.
Dan pas gue awalnya ragu mau telanjang, si bapak-bapak telanjang ngewer-ngewer dengan muka ga peduli-hampir bosennya itu yang bikin gue berani.
Dan kalo insight ini ditarik ke cara kita berkomunikasi di internet, jadinya gini:
Dengan being vulnerable dan authentic, kita bikin orang lain bisa truly connect sama kita
Dengan being vulnerable dan authentic, kita kasih ruang ke orang lain untuk berani jadi diri mereka sendiri
Persis kayak yang dilakuin sama bapak-bapak telanjang itu ke gue. *muka merah karena malu*
Nggak semua waktu diciptakan sama. Lo ngasih jam terbaik lo ke siapa?
Profound short essay from Anu Atluru.
Video ini pas gue dengerin pertama kali kayak nge-heal jiwa gue yg lg capek~ Semoga ini terjadi juga ke dirimu~ tonton sampe abis ya.
Cerita lebih lengkap tentang perjalanan gue jadi botak licin kayak kuririn. Semoga bisa nemenin kalian scrolling pilih mau delivery makan apa siang ini.
Semoga isi newsletter kali ini berguna, atau menghibur atau sekedar untuk spik-spik ke kolega atau bosmu ya.
Kalau lo mau value lebih:
Tools untuk bikin customized Personal Branding Strategy + Content Ideation Generator + Courses:
https://personalbranding.id/ (Paid)
Free Content Pillar generator:
https://contentpillar.id/ (Free)
Resources untuk manage Imposter Syndrome: https://bit.ly/managing-imposter (Free)
Belajar Marketing Foundation lewat pre-recorded course: https://clicky.id/botakasu/marketing-foundation (Paid)
Appreciate the story bang. Sama, tumben-tumbenan publishnya jam 5 pagi. Niceeeee.