Jadi kolektor ballpoint, AI dan pelajaran tentang “Trust the Process”
Malu tapi Maju ke-5 | 1 Gambar tangan, 2 visuals, 3 hal menarik.
Gue balik duduk di depan komputer yang sama untuk nulis lagi, 9 jam setelah selesai lembur kemarin seharian nyelesaiin final assignment berupa essay 2000 kata. Susah banget buk.
Yang bikin susah adalah kemarin essaynya bahasa inggris. (Mau bahasa Indonesia juga bakalan susah seeeh wk) Bukan essay akademik yak, jadi style nulisnya ga harus rigid akademik gitu, suka-suka sesuai taste gue gimana. Kirain gampang, eh malah susah. Karena ternyata dalam quest belajar nulis, gue baru sadar style nulis itu macem-macem banget yak.
Course yang lagi gue ikutin namanya Write With AI. Ekspektasi gue pas daftar adalah, setelah selesai ikut kelas, gue akan dengan super cepat dan super gampang tinggal ngeprompt AI, dan voila~ jadi tulisan bagus, berkelas, dengan my own “voices”.
Pas masuk kelas pertama, gue berasa rada ditipu karena salah satu tugasnya adalah setiap hari gue harus nulis ulang 3 - 4 paragraph dengan tulis tangan.
Iya, tulis tangan.
Pakai ballpoint.
Hampir gue tulis di kolom chat tuh, “Yang bener aja u bgggg, terakhir pegang ballpoint itu gue buat tanda tangan form permintaan bikin rekening bisnis baru, kalau nulis panjang terakhir kayaknya mah kuliah dah.”
Tapi karena abangnya bule amerika, perasaan itu hanya gue pendam.
Ternyata tujuan dari gue ngopi tulisan tersebut pake tangan adalah biar murid-murid lebih ngerti tulisan yang dia copy. Stylenya gimana, apakah dia sering pake analogy, apakah dia sering engage langsung dengan reader, apakah dia sering nulis panjang dengan struktur kalimat kompleks. dll.
Harapannya, dengan ngopi 30 tulisan selama 30 hari, kita jadi tau, kita suka dan ga suka tulisan yang gimana. Kita jadi tau, taste kita dalam tulis menulis gimana.
Kenapa nggak diketik aja ngopinya? Ternyata emang ada science backed benefits dari ngelakuin handwriting dibanding ngetik pake keyboard (yang awalnya gue ga percaya juga wkwkw)
Ini hasil research gue:
Handwriting demonstrates superior memory retention capabilities compared to typing. Studies reveal that students taking handwritten notes perform better on conceptual questions and exhibit improved long-term recall 1 2. The physical act of writing creates a stronger memory trace, engaging more elaborate and deeper processing than typing 3. This enhanced retention is attributed to the activation of multiple brain areas involved in thinking and working memory during handwriting, facilitating better encoding and storage of information 4. Additionally, the slower pace of handwriting encourages summarization and personalized processing of information, leading to more effective internalization of concepts 4.
Kalau mau liat lebih: https://www.perplexity.ai/page/handwriting-vs-typing-learning-9qr4o.p2QSOW99.qa3Rv_w
Ternyata gue suka dong wkwkwkwk. Nagih bangun pagi-pagi ngelakuin si tugas Copy writing itu. Ampun saya sempet suudzon Bang Evan Armstrong.
Efek samping dari nulis panjang pake ballpoint tiap hari, gue jadi tau ternyata gw ga suka nulis tangan di kertas itu adalah karena tinta ballpointnya suka smudge/luntur. Akhirnya jadilah saya kolektor ballpoint. Eksperimen dari tinta gel, ball point biasa, gel point fast dry etc etc etc. Sampai akhirnya saya nemu, ballpoint kesukaan saya adalah: Uni Jetstream pen sxn-150. Best! Nulisnya lancar, ga smudge, bikin makin pengen nulis ulang tulisan orang tiap hari wkwk.
Pas reflect, gue suka gitu ternyata. Suka nggak sabaran, suka sotoy aowkoawkaowkawk. Padahal mah belum pernah ngelakuin, dan yang ngasih tau itu udah pro, berpengalaman, udah pernah ngelakuin, tapi masih aja tambeng dah gue.
Lesson learned buat w: kalo orangnya kayaknya niatnya baik, sudah berpengalaman dan bisa dicek hasilnya, gpp trust the process oke nar.
Untuk hasil gue belajar Write with AI ntar dulu yak, gue juga masih belum mudeng-mudeng banget nih.
Doakan~
Tesla’s new Robovan + Robotaxi 😳😳😳
Pretty good summary of lessons about Marketing:
Who are you outside of work? A good reminder.
Obrolan 1 jam tentang the future of branding untuk ditonton/didengerin sambil treadmill/commute.
Semoga isi newsletter kali ini berguna, atau menghibur atau sekedar untuk spik-spik ke kolega atau bosmu ya.
Siapa tau lo mau value lebih:
Free Content Pillar generator:
https://contentpillar.id/ (Free)
Resources untuk manage Imposter Syndrome: https://bit.ly/managing-imposter (Free)
Belajar Marketing Foundation lewat pre-recorded course: https://clicky.id/botakasu/marketing-foundation (Paid)
Duh lucu banget lagi, kesel tapi terhalang kontinen wkwkwk.
Thanks for sharing bang! Tapi bener juga ya, lebih baik mengenali "suara" dan karakter kepenulisan sendiri sebelum AI bisa involved sebagai "thought partner" (?)